Rabu, 18 April 2012

SUPRA x 125 racing



Gambar 1
Knalpot free flow, dukung pembuangan lancar


Gambar 2
Noken as dengan durasi dan angkatan lebih besar

Gambar 3
Mapping CDI Di Pilih Yang Tune-Up


Lubang inlet di geser agar aliran bahan bakar lebih deras
Gambar 4

Namun tentu saja spek ubahan tak seheboh besutan balap, cukup memaksimalkan komponen standar dan mengganti beberapa part inti.

Apa saja yang diubah sehingga ketika diukur dengan Dynojet tipe 250i milik BRT, terukur tenaga naik dari 7,74 dk/7.000 rpm jadi 9,52 dk/7.700 rpm. Grafik tenaga pun sejak 4.000 rpm sudah lebih tinggi dari standar, bahkan hingga 10.000 rpm masih di atas 8 dk.

Untuk lebih jelasnya, mari dibedah satu per satu oprekan bengkel di Jl. Mayor Oking No.102, Cibinong.

Kepala Silinder

Fokus pada saluran masuk dan buang. Tak cukup dengan porting dan polish, namun juga menggeser lubang masuk ke arah luar sebanyak 2 mm. Caranya, membesarkan lubang ke arah luar, lalu mengelem sisi dalam agar diameter tetap seperti standar. Intake manifold juga mesti disesuaikan.

"Itu agar aliran campuran bahan bakar dan udara yang masuk ke ruang bakar lebih cepat dan banyak," terang Suwar, mekanik BRT. Efeknya tentu saja ledakan di ruang bakar akan lebih besar, tenaga pun meningkat.

Karburator & Knalpot

Peranti pengabut bahan bakar tetap pakai standarnya, hanya saja buat mengimbangi ubahan pada kepala silinder, dimaksimalkan lewat cara mereamer 2 mm, sehingga kini venturinya jadi 20 mm. Setingan spuyer juga mesti dinaikkan, pilot jet jadi 40 dari standarnya 35, sedang main jet dari 75 jadi 80.

Dengan komposisi demikian, air fuel to ratio (AFR) atau perbandingan bahan bakar dan udara menjadi stabil. Terbaca di grafik tak terlalu kaya atau miskin, berada di angka 14:1. Sedang angka stokiometrinya 14,7:1.

Knalpot cukup pakai produk aftermarket yang berkarakter free flow agar pembuangan lebih lancar. Salah satunya buatan AHRS dengan tipe F3.

Noken As

Diganti buatan BRT, komponen yang plug and play ini karakternya baik angkatan maupun durasi lebih besar dari standarnya. Bahan bakar yang masuk ke ruang bakar pun jadi lebih deras. "Per klep cukup pakai standarnya, sedang setelan klep baik in maupun out pakai 0,05 mm," lanjut mekanik asli Semarang, Jateng ini.

Pengapian

Bahan bakar yang masuk ke ruang bakar sudah banyak, jika tak terbakar semua tentu percuma.

Makanya perlu didukung sistem pengapian yang lebih mumpuni dari standarnya. Dipilih buatan BRT tipe Neo Dualband. "Karena speknya sudah meningkat, maka grafiknya dipilih yang tune-up," tambah mekanik ramah ini. Sedang koil sesuai rekomendasinya, tetap pakai standar.


Gambar 5


Sumber :Penulis/Foto: Aant / Aant - otomotifnet.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar